Rabu, 27 April 2011

Remote Controlnya Dimanam

Disuatu malam saya dan si sulung asik nnton TV, karena tidak ada acara yang bagus, jari jemari saya sibuk memencet tombol tombol remote control TV, kadang remote control juga menjadi ajang rebutan kami berdua.saat remote ada di tangan saya dan si kakak tidak menyenangi acara yang di tayankan, biasanya dia rebut deeh…aah ganti dong maa..bosen aah berita melulu..capee deeh..namun saya sedang menikmati tayangan berita itu, tinggalah dia manyun…aaah ya udah..aku nonton di kamar aja deeh,…bebas milih dan nentuin chanel yang mau aku liat…

Haappp..bukankah lakon kehidupan juga layaknya remote control TV kita bisa memencet tombol yang kita mau, kita bisa memilih chanel apa yang akan kita lihat , mau nonton berita, mau nonton film, mau sibuk mengikuti bola ditendang tending..atau apapun tayangan nya semua bisa saya pilih sesuka hati,

Sayangnya kebanyakan kita banyak memilih menjadi TV dan membiarkan orang lain yang memegang remote control hidup kita , bahagia kita tergantung apa yang orang lain lakukan untuk kita , ketika dipuji orang kita bahagia dan sedih ketika di kritik, sering kali yang menentukan kita bahagia atau tidak, adalah orang lain, lingkungan, kondisi keuangan dll.

Siapa yang menentukan perasaan kita ? kita sendiri atau orang lain ?

Seharusnya yang menentukan perasaan kita adalah diri kita sendiri, seperti si remote control Idealnya remote kontrol kita seharusnya kitalah yang membawa sendiri namun sering kali tanpa disadari, kita menyerahkan remote kontrol kita kepada orang lain. Dan orang itu dapat dengan bebas menekan tombol2 remote tsb. Dimana orang itu contoh hanya menekan tombol bahagia dan mengarahkan ke diri kita seketika itu kita akan bahagia. Saat orang yang memegang remote control kita menekan tombol susah dan mengarahkan ke kita maka kita mengikuti seperti yang diinginkannya .

Jadi boleh dibilang bahagia nya kita tergantung semua yang diluar diri, padahal bukankah “bahagia itu ada didalam diri saya, dan saya sendiri yang memegang remote controlnya, pencet sekarang pilih channel bahagia maka saya bahagia selesai urusan

remote control itu seharusnya ada ditangan kita bukan ditangan orang lain yang membuat kita menjadi robot orang lain .

Dan yang lebih parah adalah ketika kita membiarkan remote control hidup kita dipegang oleh seseorang yang begitu mempesonakan kita, waah waah jka sampai di tahap ini bukan hanya jadi robot tapi menjadi sapi dicucuk hidungnya lebih tepat, kita menjadi orang lain, menjadi seperti yang orang lain mau atas diri kita, kita akan menerima saja apa yang orang itu katakan, apa yang orang itu pikirkan tentang kita maka kita yakini itu benar dan akan terjadi, ohooohoho kita sudah dicuci otak nih kalo gini, gawat.

Kalau orang lain bilang kita gak mampu melakukan , kita bodoh maka kita menjadi letoy, gak semangat, fisik kita membenarkan bahwa kita gak mampu, padahal kita thau kita mampu terus kenapa dong masih terpengaruh dengan omongan sang pesona, toh dia juga bukan ALLAH yang memegang takdir saya, jadi harusnya saya adalah saya, dia adalah dia, gak akan ketuker tuh :)

Ada banyak pilihan yang bisa membuat saya bahagia dan itu ada didalam diri saya, tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaan saya selain diri saya sendiri kan yah? Kesuksesan, kekayaan,harta melimpah sahabat sejati, cinta sehidup semati, uang, hobi, pekerjaan yang asik, katakanlah saya punya semua itu bisa jadi saya tetap gak bahagia, namun bisa jadi kita belum memiliki harta yang melimpah, uang yang banyak tapi kita bahagia… ,

jadi sebenarnya

Bahagia atau tidaknya hidup saya bukan ditentukan oleh seberapa kaya diri saya, seberapa cantiknya saya, atau sesukses apa hidup saya, bahagia adalah pilihan saya sendiri… “

Ayo pegang remote control hati kita masing masing dan pilihlah tombol bahagia bukan nelangsa pilih tombol sesuka yang kita mau, kita bebas memilih kok, karena pilihan ditangan kita sendiri

salam

Irma Sustika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar