Ngomong enak, ikhlas, sabar, ambil hikmahnya , bangkit, tetap berpikir positif n blab la bla ..
cape deehhh… gw denger omongan seperti itu..semua orang Cuma bisa ngomong sama kaya yang elo omongin . nulis seperti itu sih enak, ngomong sih gampang , elo ga ngalamin sih apa yg gw alamin, gimana coba gw bisa berpikir positif disaat yang gw alamin benar2 menghncurkan kehidupan keluarga gw..mau mulai bangkit darimana ir?gimana gw bs ikhlas? Dan berbagai rentetan keluhan lainnya..sampai akhirnya dia mengucapkan .
kenapa kel gw harus mengalami hal seperti ini, kenapa harus gw ?
kenapa Tuhan tega …? Apa salah gw? Hingga Tuhan member cobaan ini..!!!uuupps..Astagfirullah
Itulah ungkapan seorang teman ku, saat dia cuhat beberapa waktu lalu tentang kehidupan yang sedang dialami nya sekarang
Tidak menutup kemungkinan ungkapan seperti itu juga pernah dilontarkan saat seseorang merasa bahwa ada batu besar yang menimpa dirinya menimpa kehidupan nya.
Saya tidak sepenuhnya menyalahkan luapan emosi nya,hal yang sangat manusiawi..
karena memang tidak semudah mememberi saran atau memberi motivasi saat kita sendiri menelan pil pahit kehidupan
Jangankan memintanya untuk melihat bangkit dan melihat kedepan, menata dirinya sendiri pun saat itu dia butuh pertolongan..
Saya menelan ludah…mendengar apa yang diungkapkan oleh teman ku itu, mengingatkan diri saya sendiri, saya juga pernah mengalami hal yang sama.. dulu... Betapa saya ingin berteriak dan memprotes Tuhan atas hal-hal yang kurang enak. Kenapa saya?? Kenapa harus saya?? Dulu…
Saya hanya bilang , saya ga minta kamu untuk berpikir positif saat ini, tapi cobalah MENERIMA apa yang sudah terjadi
Sahabat...
Adakah diantara kita yang tidak pernah mengalami kegagalan, kesulitan, musibah, maupun ujian ? apapun bentuknya…gagal mencapai impian, target dalam pekerjaan, ,gagal dalam bisnis, dsb
Atau
Kehilangan benda yang anda sukai, walalupun benda itu tidak bernilai artinya, Kehilangan pekerjaan, kehilangan peluang bisnis, kehilangan orang2 terdekat yang kita sayangi karena dia harus jauh dari kita, Kehilangan orang2 yang kita cintai, karena mereka pindah ke rumah abadi mereka?
Terlintas kembali dalam benak ini, apa yang saya pernah alami tahun lalu, kejadian yang merubah kehidupan saya dalam hitungan menit. Saat sebongkah batu yang sangat besar yang tiba2 menghantam kehidupan kami, Saat musibah kecelakan yang menimpa bungsu ku terjadi, saat saya harus merelakan pangeran surga ku kembali kepadaNya, saat saya harus menjalani semua itu berdua dengan sulungku.
Pelajaran hidup yang luar biasa berat, sempat aku terpuruk beberapa waktu, sempat aku tidak menerima keadaaan dan sempat juga aku tidak tau, darimana aku harus bangkit, darimana aku harus ikhlas? Darimana aku harus berpikir positif menata masa depan? Persiis seperti borondongan ungkapan hati yang dilontarkan teman ku beberapa waktu lalu.
Susah.. terlintas beberapa kali ucapan itu. Terlintas juga beberapa kejadian yang “menyadarkan” saya. Kejadian yang mengingatkan saya untuk apa ujian hidup yang pernah saya lalui. Untuk apa saya hidup..dan kenapa saya masih diberi kehidupan…yang akhirnya menggantikan kata “susah” menjadi “proses belajar” belajar pada kehidupan.
Hidup adalah proses untuk menjalani hidup dengan sepenuh hati.
Apa yang bisa di lakukan? Bagaimana untuk bangkit? Bagaimana keluar dari situasi itu ?bagaimana aku bisa memotivasi diri ku sendiri?
Semua kekuatan ku saat itu seolah hilang entah kemana, segala metode untuk membangkitkan semangat yang biasa saya bawakan dalam kelas training pun, seolah tak mampu membuat saya keluar dari situasi sulit itu.
segala macam buku buku motivasi yang ada juga tidak mampu merubah semangat ku saat itu.
Semua itu hanya bermuara dari 1 hal, HATI kecil ini menolak apa yang terjadi
Sahabat…
Saat kita menghadapi situasi yang maha sulit sekalipun, TERIMA lah,
sepahit apapun kenyataan yang dihadapi, jangan MENOLAK, karena MENERIMA atau MENOLAK ..tooh itu sudah terjadi, apa dengan menolak keadaan sesuatu yang telah terjadi bisa di ubah?
Namun selama HATI kita menolak situasi ini, selama itu juga letupan emosi kita akan keluar terus, bahkan seolah olah kita menjadi PEMILIK TUHAN, dengan menyalahkan DIA atas semua yang kita alami.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya.
Kita akan terasa sakit bila melawannya, Kita akan merasa pahit bila tidak menerimanya dengan sepenuh hati,
BERPRASANGKA BAIK lah kepadanya…karena DIA tidak pernah SALAH, apapun yang DIA berikan itulah yang terbaik bagi kita menurutNYA
Tekena pukulan buruk dari kenyataan yg terkadang terkesan brutal memang rasanya sakit, dan ini hal yang manusiawi mulai dari manusia sekelas para nabi sampai manusia biaa seperti kita kita ini
Tapi urusan memperbaiki atau merusak diri adalah keputusan kita sendiri.
Kita bebas memilih putus asa sebebas kita memilih untuk melawan nya, kita bebas memilih pasrah sebebas kita menolak pasrah, kita bebas memilih untuk menerima terlebh dahulu sebebas kita menolak untuk selamanya, kita bebas memilih berpikir negative terhadap TUHAN dan dunia sebebas kita memilih berpikir positif terhadap TUHAN dan dunia
Semua manusia punya kebebasan memilih pilihan , tapi tidak ada satupun yang punya kebebasan memilih konsekwensi
Ada harga yang dibayar untuk apapun pilihan yang kita tentukan
Jadikan defining moment untuk perubahan, bagaimana kita menjadikan situasi buruk sebagai cemeti untuk maju , cemeti untuk mengubah hidup ke arah yang lebih baik
Menjadikan situasi sulit sbg defining moment, ibarat menganggap situasi sulit itu bagai pil pahit namun berkhasiat luar biasa
Jadikan lah DEFINING MOMENT sebagai bahan bakar kita untuk BANGKIT dan melakukan PERUBAHAN
Life For Happiness
cape deehhh… gw denger omongan seperti itu..semua orang Cuma bisa ngomong sama kaya yang elo omongin . nulis seperti itu sih enak, ngomong sih gampang , elo ga ngalamin sih apa yg gw alamin, gimana coba gw bisa berpikir positif disaat yang gw alamin benar2 menghncurkan kehidupan keluarga gw..mau mulai bangkit darimana ir?gimana gw bs ikhlas? Dan berbagai rentetan keluhan lainnya..sampai akhirnya dia mengucapkan .
kenapa kel gw harus mengalami hal seperti ini, kenapa harus gw ?
kenapa Tuhan tega …? Apa salah gw? Hingga Tuhan member cobaan ini..!!!uuupps..Astagfirul
Itulah ungkapan seorang teman ku, saat dia cuhat beberapa waktu lalu tentang kehidupan yang sedang dialami nya sekarang
Tidak menutup kemungkinan ungkapan seperti itu juga pernah dilontarkan saat seseorang merasa bahwa ada batu besar yang menimpa dirinya menimpa kehidupan nya.
Saya tidak sepenuhnya menyalahkan luapan emosi nya,hal yang sangat manusiawi..
karena memang tidak semudah mememberi saran atau memberi motivasi saat kita sendiri menelan pil pahit kehidupan
Jangankan memintanya untuk melihat bangkit dan melihat kedepan, menata dirinya sendiri pun saat itu dia butuh pertolongan..
Saya menelan ludah…mendengar apa yang diungkapkan oleh teman ku itu, mengingatkan diri saya sendiri, saya juga pernah mengalami hal yang sama.. dulu... Betapa saya ingin berteriak dan memprotes Tuhan atas hal-hal yang kurang enak. Kenapa saya?? Kenapa harus saya?? Dulu…
Saya hanya bilang , saya ga minta kamu untuk berpikir positif saat ini, tapi cobalah MENERIMA apa yang sudah terjadi
Sahabat...
Adakah diantara kita yang tidak pernah mengalami kegagalan, kesulitan, musibah, maupun ujian ? apapun bentuknya…gagal mencapai impian, target dalam pekerjaan, ,gagal dalam bisnis, dsb
Atau
Kehilangan benda yang anda sukai, walalupun benda itu tidak bernilai artinya, Kehilangan pekerjaan, kehilangan peluang bisnis, kehilangan orang2 terdekat yang kita sayangi karena dia harus jauh dari kita, Kehilangan orang2 yang kita cintai, karena mereka pindah ke rumah abadi mereka?
Terlintas kembali dalam benak ini, apa yang saya pernah alami tahun lalu, kejadian yang merubah kehidupan saya dalam hitungan menit. Saat sebongkah batu yang sangat besar yang tiba2 menghantam kehidupan kami, Saat musibah kecelakan yang menimpa bungsu ku terjadi, saat saya harus merelakan pangeran surga ku kembali kepadaNya, saat saya harus menjalani semua itu berdua dengan sulungku.
Pelajaran hidup yang luar biasa berat, sempat aku terpuruk beberapa waktu, sempat aku tidak menerima keadaaan dan sempat juga aku tidak tau, darimana aku harus bangkit, darimana aku harus ikhlas? Darimana aku harus berpikir positif menata masa depan? Persiis seperti borondongan ungkapan hati yang dilontarkan teman ku beberapa waktu lalu.
Susah.. terlintas beberapa kali ucapan itu. Terlintas juga beberapa kejadian yang “menyadarkan” saya. Kejadian yang mengingatkan saya untuk apa ujian hidup yang pernah saya lalui. Untuk apa saya hidup..dan kenapa saya masih diberi kehidupan…yang akhirnya menggantikan kata “susah” menjadi “proses belajar” belajar pada kehidupan.
Hidup adalah proses untuk menjalani hidup dengan sepenuh hati.
Apa yang bisa di lakukan? Bagaimana untuk bangkit? Bagaimana keluar dari situasi itu ?bagaimana aku bisa memotivasi diri ku sendiri?
Semua kekuatan ku saat itu seolah hilang entah kemana, segala metode untuk membangkitkan semangat yang biasa saya bawakan dalam kelas training pun, seolah tak mampu membuat saya keluar dari situasi sulit itu.
segala macam buku buku motivasi yang ada juga tidak mampu merubah semangat ku saat itu.
Semua itu hanya bermuara dari 1 hal, HATI kecil ini menolak apa yang terjadi
Sahabat…
Saat kita menghadapi situasi yang maha sulit sekalipun, TERIMA lah,
sepahit apapun kenyataan yang dihadapi, jangan MENOLAK, karena MENERIMA atau MENOLAK ..tooh itu sudah terjadi, apa dengan menolak keadaan sesuatu yang telah terjadi bisa di ubah?
Namun selama HATI kita menolak situasi ini, selama itu juga letupan emosi kita akan keluar terus, bahkan seolah olah kita menjadi PEMILIK TUHAN, dengan menyalahkan DIA atas semua yang kita alami.
Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya.
Kita akan terasa sakit bila melawannya, Kita akan merasa pahit bila tidak menerimanya dengan sepenuh hati,
BERPRASANGKA BAIK lah kepadanya…karena DIA tidak pernah SALAH, apapun yang DIA berikan itulah yang terbaik bagi kita menurutNYA
Tekena pukulan buruk dari kenyataan yg terkadang terkesan brutal memang rasanya sakit, dan ini hal yang manusiawi mulai dari manusia sekelas para nabi sampai manusia biaa seperti kita kita ini
Tapi urusan memperbaiki atau merusak diri adalah keputusan kita sendiri.
Kita bebas memilih putus asa sebebas kita memilih untuk melawan nya, kita bebas memilih pasrah sebebas kita menolak pasrah, kita bebas memilih untuk menerima terlebh dahulu sebebas kita menolak untuk selamanya, kita bebas memilih berpikir negative terhadap TUHAN dan dunia sebebas kita memilih berpikir positif terhadap TUHAN dan dunia
Semua manusia punya kebebasan memilih pilihan , tapi tidak ada satupun yang punya kebebasan memilih konsekwensi
Ada harga yang dibayar untuk apapun pilihan yang kita tentukan
Jadikan defining moment untuk perubahan, bagaimana kita menjadikan situasi buruk sebagai cemeti untuk maju , cemeti untuk mengubah hidup ke arah yang lebih baik
Menjadikan situasi sulit sbg defining moment, ibarat menganggap situasi sulit itu bagai pil pahit namun berkhasiat luar biasa
Jadikan lah DEFINING MOMENT sebagai bahan bakar kita untuk BANGKIT dan melakukan PERUBAHAN
Life For Happiness
Tidak ada komentar:
Posting Komentar